Para pembeli luar negeri tertarik kopi Arabika di Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah, Provinsi Aceh dan ingin membeli dalam jumlah besar untuk dipasarkan di negaranya, kata Ketua Forum Kopi Aceh (FKA) Mustafa Ali pada sebuah acara di Takengon, Jumat.
Dia menyatakan, meskipun transaksi belum terjadi, para pembeli luar negeri ini sudah tertarik membeli dalam jumlah besar.
Pertemuan pasar lelang yang dimotori lembaga dunia International Organization for Migration (IOM) didukung FKA dan Asosisasi Kopi Spesial Indonesia (AKSI) dihadiri Bupati Aceh Tengah Nasaruddin dan Bupati Bener Meriah Tagore, dan juga para buyer dari negara-negara ASEAN, Taiwan, dan Australia.
Pada acara tersebut juga ditampilkan beberapa jenis kopi Arabika dan kopi luwak (musang) oleh delapan koperasi dan pedagang di Aceh Tengah dan Bener Meriah.
Pada pertemuan itu juga digelar uji citra rasa oleh para buyer dan ahli kopi. Tampil sebagai pemenang adalah kopi Arabika dan kopi luwak milik Koperasi "Ketiara" Takengon.
Mustafa menyatakan, meskipun pada acara lelang tersebut belum ada transaksi langsung antara `buyer` luar negeri dengan pedagang di Aceh Tengah dan Bener Meriah, tapi telah ada keinginan positif dari pasar internasional.
"Pasar lelang ini merupakan yang pertama dilaksanakan di sentra produksi kopi, dan Alhamdulillah mendapat sambutan positif dari para `buyer` luar negeri," katanya.
Mustafa menyatakan, sebenarnya para importir dari luar negeri sangat berkeinginan datang langsung ke sentra produksi Arabika, setelah menghadiri pasar lelang pertama di Bali, Oktober 2010, yang diadakan AKSI.
Ironisnya salah seorang pedagang mengaku kecewa pada acara lelang tersebut karena tidak ada satu pun buyer yang melakukan transaksi.
"Kami sangat kecewa, karena tidak ada satu pembeli dari luar negeri yang melakukan kontrak pada hari ini," kata Manager Koperasi "Ketiara" Jamaluddin.
Dia mengatakan, memang dari para pembeli tersebut ada yang melakukan penawaran, namun belum sanggup.
"Kami menawarkan 10 dolar As per kilogram, bahkan kami turunkan lagi 8,r dolar/Kg, tapi belum mau juga, katanya masih mahal," ujarnya.
Ia menilai, `buyer` yang datang pada acara lelang ini masih bermodal kecil. "Saya tidak tahu, yang datang ini apakah hanya stafnya saja, sehingga mereka tidak berani mengambil keputusan," katanya.
Jamaluddin berharap yang datang pada pelelangan tersebut adalah perusahan besar, seperti Royal Coffee, Full Coffee atau Pargon Coffee, tapi kenyataannya hanya pengusaha penggorengan kopi di negaranya.
Nilai dan volume ekspor kopi Arabika terus mengalami peningkatan. Data Disperindagkop dan UKM Aceh menunjukkan volume ekspor selama Januari-Maret sebanyak 3,1 juta ton atau meningkat 75 persen dibandingkan periode sebelumnya yang hanya 1,7 juta ton.
Ada pun negara tujuan ekspor kopi jenis Arabika Aceh tahun ini yaitu Taiwan, Korea Selatan, Amerika Serikat, Inggris, Jerman, Swedia, Jepang, Kanada, Mexico, Selandia Baru, Irlandia dan Belgia. | antaranews.com
0 komentar:
Posting Komentar